Resiko jadi Jurnalis Olahraga Perempuan
Profesi sebagai jurnalis olahraga identik sebagai pekerjaan untuk kaum laki-laki. Namun, ternyata ada beberapa kaum perempuan yang memilih menjalani profesi sebagai jurnalis olahraga. Tidak mudah menjadi seorang jurnalis olahraga perempuan. Selain sering disepelehkan, juga harus menghadapi resiko dilecehkan dan ricuh saat pertandingan terutama saat pertandingan sepak bola. Hal tersebut yang dialami pula oleh salah seorang jurnalis olahraga perempuan, Wahyu hestiningdyah. Jurnalis dari salah sebuah media online ini, telah menjadi jurnalis olahraga sejak tahun 2015. Selama lima tahun menjalani profesi yang didominasi oleh kaum laki – laki ini, wahyu harus mampu menghadapi sejumlah resiko. Salah satunya yakni pertandingan rawan ricuh. Perempuan kelahiran Surabaya ini kerap melihat pertandingan sepak bola yang berubah menjadi ricuh. Ia sadar bahwa ini sudah menjadi bagian dari resiko pekerjaan. Namun, disisi lain peristiwa semacam ini membuat ia trauma. Selain itu, resiko dilecehkan. Menurut pengalaman Wahyu, sejauh ini ia belum pernah dilecehkan baik oleh pemain sepak bola maupun sesawa rekan jurnalis. Selama ini ia hanya fokus bekerja sesuai kapasitasnya sebagai jurnalis olahraga. Apapun yang orang katakan tentang dirinya, ia acuhkan.